Sudah pernah mencoba makanan satu ini? Dijamin Ketagihan pastinya | Nova Ardiansyah

yang saya akan bahas disini adalah tentang salah satu makanan khas dari Indonesia yang sudah sangat terkenal bahkan tidak hanya di dalam negeri saja, makanan yang satu ini bahkan terkenal di berbagai negera lain di dunia loh😎.

ya yang saya maksud adalah makanan khas yang bernama "Nasi Tumpeng", dari namanya saja kalian pasti sudah tahu ya.

dan saya berani jamin kalau kalian pasti sudah pernah mencoba memakan makanan yang satu ini.

ya karena makanan ini sudah sangat terkenal dan tentu saja sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan pasti semua sudah pernah mencoba atau setidaknya pernah melihat makanan yang satu ini.

Oke kita langsung masuk ke pembahasan artikel.

Jadi, Nasi Tumpeng adalah cara penyajian nasi yang berdiri berbentuk kerucut dan ditata bersama dengan lauk-pauknya;

secara bahasa sebenarnya mengapa bisa disebut Nasi Tumpeng itu dikarenakan cara penyajiannya yang unik berbentuk kerucut.

Tetapi bukan hanya cara penyajiannya saja yang unik, nasi yang dipakai juga umumnya berupa nasi kuning.

dari segi penampilan tentu sangat menarik ya, berbentuk kerucut dan berwarna kuning😂.

sebenarnya cara penyajian nasi ini adalah ciri khas adat Jawa atau masyarakat Betawi yang merupakan keturunan Jawa.

biasanya Nasi Tumpeng ini dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting.

Tumpeng biasa disajikan di atas tampah yang telah dialasi daun pisang, karena semakin canggihnya teknologi maka cara penyajian Nasi Tumpeng saat ini sangat beragam dan berbeda-beda, karena itu tidak semua Nasi Tumpeng disajikan di atas Daun Pisang ya😄.

Sekarang apakah kalian tahu bagaimana Sejarah dari makanan khas yang satu ini?

oke kita akan ulas sedikit tentang sejarah serta tradisi yang berkaitan dengan Nasi Tumpeng ini.

Awalnya Tumpeng berasal dari tradisi purba masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang).

Tetapi setelah masyarakat Jawa menganut kebudayaan Hindu, nasi yang dicetak berbentuk kerucut itu berubah maksud serta tujuannya.

maksud nasi kerucut tersebut saat ini memiliki maksud untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam dewa-dewi menurut kepercayaan Hindu.

Jadi bisa disimpulkan bahwa tradisi tumpeng ini sudah ada sebelum Islam masuk di tanah Jawa ya.

Meskipun tradisi tumpeng telah ada jauh sebelum masuknya Islam ke pulau Jawa, tetapi tradisi tumpeng ini kemudian diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa, dan dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa.

Dalam tradisi kenduri Slametan pada masyarakat Islam tradisional Jawa, tumpeng disajikan dengan sebelumnya digelar pengajian Al Quran. Menurut tradisi Islam Jawa, "Tumpeng" merupakan akronim dalam bahasa Jawa: yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh).

Tumpeng merupakan bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional. Perayaan atau kenduri adalah wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas melimpahnya hasil panen dan berkah lainnya.

Karena memiliki nilai rasa syukur dan perayaan, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan pesta ulang tahun.